Di Temanggung Siapkan Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Temanggung, sahabatrakyat.com – Sejumlah sekolah di Kabupaten Temanggung yang ditunjuk Pemerintah Provinsi Jateng untuk melakukan simulasi pembelajaran tatap muka (PTM) kembali, setelah beberapa waktu lalu dihentikan karena meningkatnya kasus COVID-19.

“Kalau Gubernur Jateng memerintahkan uji coba PTM lagi kami sudah siap, para guru di sekolah yang akan melakukan PTM juga sudah dilakukan vaksinasi sejak pekan lalu,” kata Bupati Temanggung, M. Al Khadziq di Temanggung, Senin.

Sejumlah sekolah yang ditunjuk untuk melakukan PTM di Kabupaten Temanggung mulai 5 April 2021, yakni SMKN 1 Temanggung, SMPN 2 Temanggung, SMAN 1 Parakan, MAN Temanggung dan MTsN Parakan.

Khadziq menuturkan pada prinsipnya Pemkab Temanggung siap untuk melaksanakan uji coba PMK, apalagi sebelumnya sudah pernah dilakukan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana Prasarana SMKN 1 Temanggung Karyadi Nugroho mengatakan sebelumnya SMKN 1 sudah pernah menjalankan simulasi PMK.

Ia menyampaikan pelaksanaan PMK di masa pandemi COVID-19 ini butuh persiapan khusus untuk keamanan dan kesehatan semua yang terlibat dalam pendidikan.

“Persiapan sudah kami lakukan sejak akan dilaksanakan simulasi dulu, sampai saat ini persiapan dan penyiapan perlengkapan untuk fasilitas pencegahan COVID-19 terus kami lengkapi,” katanya.

Bahkan katanya, pada pekan lalu semua guru dan tenaga kependidikan di SMKN 1 Temanggung sudah mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.

Menurut dia sebelum dilaksanakan PMK, pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa dengan tujuan agar siswa saat melaksanakan PMK sudah siap dengan adaptasi kebiasaan baru di sekolah. Orang tua juga bisa memberikan pemahaman dan izin kepada anaknya untuk mengikuti pembelajaran tatap muka.

Ia menyebutkan pihaknya juga akan melakukan pendataan siswa, apakah siswa tersebut berangkat sekolah dengan membawa kendaraan sendiri, diantar orang tua atau memakai jasa angkutan umum.

“Dalam simulasi PMK ini diutamakan siswa yang tidak memakai jasa angkutan umum saat berangkat ke sekolah,” katanya.

Ia menuturkan hingga saat ini petunjuk teknis pelaksanaan pembelajaran tatap muka belum diterima dari Pemprov, namun berdasarkan pengalaman simulasi yang pernah dilaksanakan dalam sehari hanya ada 12 siswa dalam satu kelas dan akan bergantian selama dua minggu.

“Izin dari orang tua juga akan menentukan apakah siswa itu akan mengikuti PMK atau tidak, kalau tidak ada izin dari orang tua maka juga tidak akan dipaksakan,” katanya.

Ia menambahkan, selain itu juga akan di inventarisasi apakah siswa tinggal di daerah yang aman atau masih masuk daerah tidak aman dari COVID-19 .

“Ini juga akan kami lakukan, intinya siswa yang akan mengikuti pembelajaran tatap muka ini tinggal di daerah yang aman atau bukan zona merah, menggunakan kendaraan sendiri atau di antar oleh orang tuanya dan mendapatkan izin dari orang tua,” katanya. (Ant)