Pengamat Sebut Anggaran Rp9,2 Triliun Bagi Pariwisata Perlu Disambut Baik

Purwokerto – Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Chusmeru mengatakan langkah pemerintah untuk mencadangkan anggaran sebesar Rp9,2 triliun guna mendukung pemulihan sektor wisata pada tahun 2022 perlu disambut baik.

“Tentu saja ini menjadi kabar baik bagi industri pariwisata Tanah Air. Dengan catatan pandemi COVID-19 tahun depan benar-benar teratasi dan terjadi relaksasi di sektor pariwisata,” katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.

Terkait hal tersebut, kata dia, pemerintah di daerah perlu bersiap diri menyambut pemulihan pariwisata dengan dukungan anggaran dari pemerintah tersebut.

“Ada lima hal yang dapat dilakukan dalam program pemulihan pariwisata 2022. Pertama, aksesibilitas. Banyak daerah yang memiliki objek wisata yang indah dan punya nilai sejarah namun sulit untuk dikunjungi karena aksesibilitasnya yang kurang baik. Kondisi jalan yang sempit, macet, kurangnya tranportasi publik dan sulitnya akses internet biasa ditemui di daerah,” katanya.

Kedua, atraksi. Kurangnya atraksi seni budaya dan hasil kerajinan di objek wisata menyebabkan lama berkunjung wisatawan ke daerah dan pengeluaran wisatawan masih rendah.

Ketiga, amenitas. Diperlukan kemudahan dan kenyamanan bagi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata dan menginap di daerah tersebut.

“Wisatawan tentunya menginginkan objek wisata di daerah yang memiliki tempat penginapan yang bersih dan nyaman, tempat parkir yang memadai, serta tempat sampah dan toilet yang juga memadai bagi wisatawan,” katanya.

Keempat, partisipasi pelaku wisata. Diperlukan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi seluruh pelaku pariwisata untuk pemulihan di tahun 2022.

“Pemerintah daerah perlu menciptakan produk wisata baru, beradaptasi dengan pasar wisata dan perilaku wisatawan pasca pandemi, serta berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan di sektor pariwisata,” katanya.

Kelima, promosi wisata. Pasca pandemi perlu dirancang ulang strategi promosi pariwisata yang lebih kekinian. Mengingat karakteristik dan motif wisatawan yang berubah setelah pandemi usai.

“Wisatawan akan mencari destinasi maupun objek wisata yang mengandung unsur rekreasi dan menyehatkan. Oleh sebab itu diperlukan rebranding destinasi wisata,” katanya.

Sementara itu, seperti diwartakan sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah telah mencadangkan anggaran sebesar Rp9,2 triliun untuk mendukung pemulihan sektor wisata pada 2022 dari dampak krisis pandemi COVID-19.

Sri Mulyani menuturkan anggaran Rp9,2 triliun akan digunakan untuk mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif dari tiga aspek yakni aksesibilitas, atraksi dan aseminitas serta dari sisi promosi maupun partisipasi pelaku swasta. (Ant)